Selasa, 07 Desember 2010

Tugas Proyek Akhir Semester

Tugas Mata Kuliah TI dalam Pembelajaran

Ø Mata Pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VI Semester 2

Ø Standar Kompetensi

2. Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya

Ø Kompetensi Dasar

2.1 Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga

Ø Indikator

1. Siswa dapat mengetahui gejala alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga.

2. Siswa dapat mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga.

3. Siswa dapat membandingkan gejala alam yang terjadi di Indonesia dan Negara tetangga.

Ø Materi Pelajaran : Gejala Alam di Indonesia dan Negara Tetangga

A. Peristiwa Alam di Indonesia

Di Indonesia banyak terdapat gunung api yang aktif. Gejala alam atau peristiwa alam adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak biasa, yang ditimbulkan oleh alam. Di Indonesia sering terjadi gejala atau peristiwa alam. Gejala atau peristiwa alam antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi,angin topan, tsunami, dan tanah longsor. Gejala alam ini timbul disebabkan oleh alam,tetapi juga ada gejala alam yang disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.

a. Gunung Meletus

Di Indonesia terdapat banyak gunung berapi yang masih aktif. Gunung berapi meletus karena terjadi gerakan magma dari perut bumi dan keluar melalui permukaan bumi. Gunung api yang pernah meletus antara lain Gunung Kelud,Gunung Galunggung, Gunung Agung,Gunung Merapi, dan lain-lain.

b. Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi karena pergeseran lapisan bumi yang berasal dari bawah permukaan bumi. Faktor pemicu terjadinya gempa adalah pergeseran lapisanbawah bumi dan letusan gunung yang dahsyat. Gempa bumi datangnya tidak mampu diprediksi sebelumnya. Kejadiannya begitu cepat dengan dampak yang begitu hebatnya. Akibat yang ditimbulkannya pun sangat luar biasa karena mencakup wilayah yang sangat luas bahkan sampai ke luar batas negara. Sifat getaran gempa bumi yang sangat kuat dan merambat ke segala arah mampu menghancurkan bangunan-bangunan yang kuat sehingga korban nyawa tidak dapat dihindarkan.

Berdasarkan penyebabnya gempa bumi dibedakan menjadi:

1) Gempa bumi tektonik, yaitu gempa yang terjadi karena

adanya pergeseran kerak bumi.

2) Gempa bumi vulkanik, yaitu gempa yang terjadi karena

letusan gunung api.

3) Gempa tanah runtuh, yaitu gempa yang disebabkan karena

runtuhnya tanah.

c. Tsunami

Jika gempa bumi terjadi di daerah dekat atau dasar laut maka dapat mengakibatkan gelombang tsunami. Gelombang tsunami adalah gelombang besar yang terbentuk dari dasar laut akibat adanya gempa. Pada tanggal 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara terjadi gempa bumi berskala 8,9 skala richter di dasar laut yang mengakibatkan gelombang tsunami yang paling dahsyat dan merupakan bencana alam internasional. Kurang lebih 120.000 orang meninggal dunia dan hilang. Tahun 2006 tepatnya pada tanggal 16 Maret, Indonesia dilanda tsunami lagi tepatnya di daerah sekitar Pantai Pangandaran. Pada saat itu terjadi gempa bumi di dasar laut dengan kekuatan gempa sekitar 6,8 skala richter.

d. Banjir

Banjir merupakan luapan air yang melebihi batas, hal ini terjadi jika terjadi hujan secara terus menerus tanpa henti. Banjir merupakan gejala alam yang sering melanda wilayah Indonesia. Peristiwa banjir bandang kembali menimpa ibu kota Jakarta bulan Februari 2007. Hampir seluruh wilayah Jabodetabek terendam air. Peristiwa alam ini menelan banyak korban jiwa. Beberapa korban yang mengungsi di berbagai penampungan mulai terserang penyakit.

e. Angin Topan

Angin topan merupakan pergerakan angin yang sangat kencang sehingga mampu memporak-porandakan benda-benda yang dilewatinya. Jika kekuatan angin topan tersebut besar akan mampu merobohkan rumah atau pohon-pohon yang besar. Di Indonesia terjadi pada awal tahun 2004 di daerah Batu Layar, Lombok, Nusa Tenggara Barat dan di Katon, Bali. Tahun 2006 terjadi topan Isobel yang semula hanya berupa bibit badai di sebelah selatan Kepulauan Nusa Tenggara kemudian bergerak ke Australia.

f. Tanah Longsor

Tanah longsor merupakan gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin curam kemiringan lereng satu kawasan, semakin besar kemungkinan terjadi longsor. Di Pulau Sumatra sering terjadi peristiwa tanah longsor yang menelan korban harta benda dan jiwa.

B. Gejala Alam di Negara-negara Tetangga

Gejala alam tidak hanya melanda di negeri kita saja, tetapi negara-negara tetangga juga mengalami hal serupa. Adapun gejala atau peristiwa alam yang terjadi di negara-negara tetangga antara lain:

1. Gempa Bumi

Gempa bumi dahsyat yang datang pada musim dingin bulan Januari 1995 menghancurkan kota Kobe sekitar 500 km sebelah barat Tokyo. Negara Jepang merupakan wilayah yang berisiko tinggi terhadap bahaya gempa bumi dan letusan gunung berapi. Longsor terjadi saat lapisan bumi paling atas dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Hal ini biasanya terjadi karena curah hujan yang tinggi, gempa bumi, atau letusan gunung api. Longsor dapat terjadi karena patahan alami dan karena faktor cuaca pada tanah dan bebatuan. Ketika longsor berlangsung lapisan teratas bumi mulai meluncur deras pada lereng. Jumlah tanah yang besar dari luncuran tanah dan Lumpur inilah yang merusak rumah-rumah, menghancurkan bangunan yang kokoh dalam hitungan detik. Meskipun tanah longsor merupakan gejala alam tetapi ada kegiatan manusia yang mampu menyebabkan gejala alam tanah longsor. Seperti penebangan pepohonan secara liar di daerah lereng, penambangan bebatuan dan tanah yang mampu menimbulkan ketidakstabilan lereng, pemompaan dan pengeringan air tanah yang menyebabkan turunnya level air tanah.

2. Badai/Topan

Negara Filipina pada tanggal 1 Desember 2006, dilanda badai yang disebut dengan badai/topan Durian. Topan tersebut menghantam kawasan gunung berapi Manyon, daerah timur Filipina yang berjarak 350 km selatan ibu kota Filipina. Kecepatan topan Durian itu mencapai 225 kilometer per jam yang mampu mengangkat atap rumah, menerbangkan jendela dan mencabut pohon beserta akar-akarnya. Karena menghantam kawasan gunung berapi, badai ganas ini menimbulkan banjir bandang yang disertai longsor lumpur vulkanik. Puluhan desa terkubur dalam longsoran tersebut. Selain topan Durian negara Filipina juga pernah diserang badai Bilis dengan kecepatan 75 km per jam dan putaran angin dengan kecepatan 95 km per jam. Topan

Cimaron dengan kecepatan 200 km per jam juga pernah menyapu Filipina bagian utara. Pada tanggal 11 Agustus 2006 negara Cina tepatnya di Provinsi Fujian diterjang badai Saomai dengan kecepatan 216 km per jam dan mampu menenggelamkan 1.000 kapal nelayan. Negara Vietnam pada tanggal 5 Desember 2006 diterjang topan Durian yang mengakibatkan banyak orang meninggal, ratusan kapal karam serta merusak ratusan rumah. Badai yang membawa angina dengan kecepatan 120 km per jam ini juga diiringi dengan hujan deras yang menyebabkan banjir bandang.

3. Tanah Longsor

Tanah longsor pernah terjadi di negara Filipina tepatnya di desa Guinsaigon, Saint Bernard, sebelah selatan Pulau Leyte Filipina Tengah. Ratusan rumah terkubur akibat bencana tanah longsor ini. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut secara berturutturut merupakan penyebab terjadinya tanah longsor ini. Tanah di sekitar wilayah tersebut menjadi labil sehingga mampu menumbangkan pepohonan dan ikut hanyut bersama dengan

arus air yang deras.

4. Banjir

Negara Malaysia tepatnya di Kuala Lumpur akhir tahun 2006 dilanda bencana alam banjir sehingga lebih dari 30.000 orangmengungsi. Banjir tersebut memutus jalur transportasi jalan dan kereta api di seluruh wilayah negara bagian Johor. Banjir besar juga melanda sebagian Singapura yang mengakibatkan tanah longsor dan sejumlah persimpangan jalan tidak dapat dilalui oleh alat transportasi. Genangan besar terjadi di bagian utara dan tengah Singapura.

5. El Nino

El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti sang bayi kristus. Di namakan El Nino karena sering muncul ketika perayaan Natal di akhir tahun. El Nino merupakan interaksi antara atmosfer tropis dan samudra tropis. Setiap dua hingga tujuh tahun sekali. Perubahan tekanan udara di atas Samudra Pasifik menyebabkan angin tropis bertiup menuju khatulistiwa. Hal ini mengakibatkan permukaan perairan menjadi hangat. Suhu panas yang ditimbulkan El Nino dapat mematikan banyak ikan dan burung laut karena menghambat naiknya perairan dingin yang kaya nutrisi ke permukaan.

Ø Evaluasi

A. Bentuk Penilaian

Portofolio

B. Prosedur Tes

- Tes awal

- Tes dalam proses

- Tes akhir

C. Jenis Tes

- Tes awal diberikan secara lisan.

- Tes dalam proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran

- Tes akhir diberikan secara tertulis

Ø Lembar Evaluasi

A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Gempa bumi tektonik terjadi karena adanya . . . .

2. Gelombang tsunami merupakan gelombang besar yang terbentuk dari dasar laut akibat . . . .

3. El Nino mempunyai arti . . . .

4. Negara Filipina pernah dilanda badai . . . .

5. Gunung berapi di Indonesia yang pernah meletus yaitu . . .

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Jelaskan sebab-sebab terjadinya gunung meletus!

2. Bagaimana bisa terjadi gempa bumi tektonik?

3. Mengapa Indonesia sering terjadi gempa bumi?

4. Mengapa di daerah Sumatra sering terjadi tanah longsor?

5. Sebutkan gejala alam yang terjadi di negara-negara tetangga!

C. Tugas di rumah

Buatlah kliping tentang bencana alam yang baru saja terjadi di negara-negara

tetangga !

Kamis, 24 Desember 2009

KETERAMPILAN BERBAHASA

A. HAKIKAT KETERAMPILAN BERBAHASA

Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat terbagi atas dua unsur utama yakni bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Fungsi bahasa, yaitu sebagai (1) fungsi informasi, (2) fungsi ekspresi diri, (3) fungsi adaptasi, (4) fungsi kontrol sosial.

* Komunikasi 1 Arah

Pengirim aktif memilih pesan -> disampaikan dalam bentuk lambang / sandi -> pesan yang tersampaikan berupa lambang (bunyi / tulisan). Pesan diterima berupa lambang (bunyi / tulisan) -> lambang / sandi yang di terima mengalami proses penafsiran -> sehingga keluar makna pesan yang sama dengan makna pesan yag dikirim. Kedua pihak harus memiliki keterampilan yang sama yaitu pengirim harus pandai memilih lambang-lambang (bunyi / tulisan) guna penyampaian pesan sehingga mudah di terima sedangkan penerima harus terampil dalam menafsirkan lambang-lambang (bunyi / tulisan) sehingga di dapati makna yang tepat.

* Penyampaian pesan berupa bunyi-bunyi bahasa yang di ucapkan :

Pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa berupa bunyi-bunyi yang diucapkan ( (bahasa lisan) untuk selanjutnya di sampaikan kepada penerima dan dikenal dengan istilah berbicara ( Proses Encoding).

Proses pengubahan bentuk-bentuk bahasa berupa bunyi-bunyi lisan kembali menjadi pesan yang biasa kita kenal dengan istilah menyimak ( Proses Decoding).

* Penyampaian pesan berupa tulisan :

Pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa tulisan, kemudian di kirim kepada penerima yang biasa di kenal dengan menulis( Proses Encoding).

Proses penafsiran / memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis tsb. Sehingga pesan dapat di terima secara utuh yang biasa kenal dengan membaca (Proses Decoding).

B. ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA

* Empat aspek keterampilan berbahasa yaitu, antara lain :

- menyimak,

- membaca,

- berbicara,

- menulis

* Aspek Keterampilan Berbahasa bersifat Reseptif ( menerima ) :
a. Mendengarkan / Menyimak
b. Membaca

* Aspek Keterampilan Berbahasa bersifat Produktif ( menghasilkan ) :
a. Berbicara
b. Menulis

1. MENYIMAK :
Menyimak adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan saat kita menerima pesan dan melibatkan serangkaian proses mental. Saat menyimak kita tidak hanya menerima pesan itu melalui telinga tetapi sekaligus melibatkan akitivitas persepsi, atensi, evaluasi interpretasi dan respon.

Dalam ilmu komunikasi, mendengarkan/menyimak merupakan salah satu dari 4 kecakapan/keterampilan berkomunikasi, selain berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berkomunikasi ini memainkan peran yang penting dalam mencapai sukses. Karena keterampilan menyimak bukan saja hanya membuat seseorang bisa memperhatikan apa yang dinyatakan oleh lawan komunikasinya tetapi juga mempengaruhi kemampuan kita berbicara secara persuasif. Ringkasnya, pendengar yang baik itu adalah juga pembicara yang baik. Keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseptif.
Jenis situasi dalam mendengarkan :
1. Situasi Mendengarkan secara Interaktif :
- Terjadi dalam percakapan tatap muka, di telepon / sejenisnya. Secara bergantian subjek ( 2 orang / lebih ) melakukan aktivitas mendengarkan dan berbicara. Sehingga kita memiliki kesempatan bertanya guna mendapatkan penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang telah diucapkannya / meminta lebih pelan dalam berbicara.

2. Situasi mendengarkan secara Non-Interaktif :
- Kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicara mengulangi apa yang diucapkan dan kita juga tidak dapat meminta pembicaraan di perlambat.
Contoh : mendengarkan radio, mendengarkan acara-acara seremonial, nonton TV, mendengarkan Kotbah, dan nonton Film

2. BERBICARA :

Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Keterampilan berbahasa lisan / berbicara yang bersifat produktif.

Jenis situasi dalam berbicara :

a. Situasi berbicara secara interaktif

Misalnya adalah percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya aktivitas pergantian antara berbicara dan mendengarkan. Kita dapat meminta klarifikasi, pengulangan / kita dapat meminta lawan bicara memperlambat tempo bicara.


b. Situasi berbicara secara Semi-Interaktif

Misalnya adalah situasi berpidato dihadapan umum secara langsung. Audiens memang tidak dapat melakukan iterupsi terhadap pembicara,namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka.


c. Situasi berbicara dapat dikatakan betul-betul bersifat Non-Interaktif
Misalnya adalah berpidato lewat radio / TV

3. MEMBACA

Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.

4. MENULIS

Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menurut Rusyana (1988:191) menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21). Kedua pendapat tersebut sama-sama mengacu kepada menulis sebagai proses melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-aturan tertentu. Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan dengan cara menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola. Melalui lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat memahami apa yang dikomunikasikan penulis. Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Keduanya saling melengkapi.

C. KETERKAITAN ANTARASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA

Setiap keterampilan berbahasa mempunyai hubungan erat antara keterampilan berbahasa satu dengan yamg lain. Keempat keterampilan merupakan satu kesatuan sehingga dinamakan caturtunggal.

  1. MENYIMAK DAN BERBICARA

Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasin dua arah yang langsung (face to face communication). Menyimak dan berbicara mempunyai perbedaan yaitu menyimak bersifat reseptif, apresiatif, dan fungsional sedangkan berbicara bersifat produktif dan ekspresif. Antara berbicara dan menyimak terdapat hubungan erat yaitu :

  1. Ujaran dipelajari melalui menyimak dan meniru.
  2. Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari anak biasanya ditentukan oleh stimulan dan kata-kata yang banyak memberi bantuan dalam penyampaian gagasan.
  3. Ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan masyarakat.
  4. Anak yang lebih kecil dapat memahami kalimat yang panjang dan rumit.
  5. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.
  6. Bunyi suara merupakan faktor penting dalam peningkatan cara pemakaian kata-kata anak.
  7. Berbicara dengan alat peraga akan menghasilkan penangkapan informasi lebih baik daripada penyimak.

  1. MEMBACA DAN MENULIS

Menulis adalah kegiatan berbahasa bersifat produktif sedangkan membaca merupakan kegiatan berbahasa yang reseptif. Menulis berguna untuk menyampaikan gagasan dan bila membaca berguna untuk memahami suatu gagasan.

Dalam menulis, seseorang harus melalui tahap perencanaan, penulisan, dan revisi. Di dalam tahap perencanaan dibutuhkan membaca yang intensif dan ekstensif guna mencari informasi. Jadi, tampak jelas bahwa kemampuan membaca penting sekali dalam proses menulis. Sebaliknya pula dalam kegiatan membaca pemahaman harus menulis catatan-catatan, bagan, rangkuman, dan komentar isi bacaan. Selain itu, untuk menulis kritik terhadap suatu tulisan yang telah dibaca dan untuk menulis laporan mengenai isi bacaan guna berbagi informasi kepada pembaca lain. Jadi, terlihat begitu jelas bahwa erat kaitannya antara aktivitas membaca dan menulis dalm kegiatan berbahasa.

Sabtu, 19 Desember 2009

Bermain Teater

TAHUKAH KALIAN TENTANG TEATER

Oleh: Cha-icha_Ika Dewi P.

Ketika belajar teater pertama kali saya merasa bingung dan penuh dengan pertanyaan. Satu pertanyaan yang paling mendasar baru terjawab setelah selama lebih dari dua tahun saya belajar teater. Suatu penantian yang tidak sebentar untuk mendapat jawaban dari satu pertanyaan: Teater itu apa ya?

Satu tahun pertama belajar teater pada sebuah sanggar yang sangat punya nama itu, saya tidak pernah diberi kesempatan untuk memainkan sebuah peran yang berarti atau dengan kata lain selama itu saya cuma figuran! Artinya yang dibutuhkan cuma figur saya saja sebagai pelengkap sebuah pementasan teater. Selama satu tahun itu yang saya terima dari pelatih dan para senior adalah: l) jika datang ke sanggar tidak boleh terlambat, 2) membersihkan tempat yang akan dipakai untuk latihan, 3) menyiapkan property, dan menyiapkan segala tetek bengek untuk latihan, tetek-nya seneng aja, bengek-nya itu!

Dulu saya kira main drama atau teater di atas panggung itu cukup hafal naskah terus pentas! Ternyata tidak lho! Ada fase atau tahapan-tahapan latihan yang harus dan tidak bisa disepelekan, antara lain: Olah Tubuh, Olah Vokal, Olah Rasa, Olah Sukma dan Jiwa, Pernafasan, dan segala macam olah-olah yang lain. Kata pelatih saya dulu, untuk menjadi seorang pemain drama yang tangguh dan berwawasan, maka saya harus belajar ilmu-ilmu lain yang dapat mendukung permainan saya sebagai seorang aktris yang mempunyai intelektual tinggi. Sebab kata pelatih saya lagi, teater itu adalah kesenian modern dan hanya orang-orang intelek saja yang mau belajar. Dengan kata lain teater itu kesenian yang intelek karena dalam berteater dibutuhkan orang-­orang yang memiliki intelegensi tinggi.

Ilmu-ilmu pendukung yang harus dipelajari antara lain adalah: Filsafat, Psikologi, Sosiologi, Fisionomi, Bahasa, Sastra, Agama, Biologi, Hukum, juga Ilmu Bela diri dan segala ilmu yang ada di dunia ini.

Lagi-lagi kata pelatih saya, ilmu yang disebutkan di atas tadi tidak mungkin saya dapat memahami semuanya, minimal katanya saya cukup mengenalnya saja dan pernah menyentuhnya.

Namun yang penting dan dapat bermanfaat langsung dalam menyiapkan diri sebagai seorang pemain drama yang harus dipelajari adalah fase atau tahapan-­tahapan yang telah disebutkan di atas.

1. Olah Tubuh

Yang dimaksud dengan olah tubuh dalam teater adalah mengolah atau membina seluruh anggota tubuh atau badan kita agar terbiasa untuk melakukan gerakan-gerakan yang dibutuhkan seorang aktor ketika sedang berperan di atas panggung. Sering kita melihat pemeran yang gerakan tubuhnya (tidur, duduk, berdiri, berjalan, dan lain sebagainya) nampak kaku dan wagu di atas panggung. Mengapa ini bisa terjadi?

Olah tubuh dalarn teater sebenarnya tidak begitu jauh perbedaannya dengan olah tubuh dalam tari, hanya saja memang ada spesifikasi masing-masing. Di dalam tari olah tubuh di perlukan untuk keluwesan atau kelenturan gerak dalam menari atau tarian, sedang dalam teater olah tubuh bertujuan untuk mencapai kelenturan dan keluwesan gerak dalam berperan sebagai pemain drama. Pemain drama bukan penari demikian juga sebaliknya tetapi mereka sama sebagai artis (seniman).

Di dalam berlatih teater kita mengenal istilah gerak indah. Gerak indah yang dimaksud adalah gerakan-gerakan seluruh anggota tubuh atau badan kita nampak indah atau pantas (Jawa: "wangun" lawan kata "wagu") ketika digerakkan. Gerakan tersebut misalnya: menunjuk, menengok, rnenoleh, berpose, melangkah, melenggang, dan lain sebagainya. Maka dalarn olah tubuh harus dipelajari juga gerakan-gerakan bela diri terutama bela diri pencak silat atau gerakan kung fu. Mengapa pencak silat atau kung fu? Sebab gerakan-gerakan dalam bela diri tersebut banyak mengandung unsur gerak tari atau gerakan-gerakan kembangan yang tidak terdapat dalam bela diri lain. Meski begitu gerakan bela diri jenis lain juga perlu dipelajari, karena teater bukan hanya membutuhkan gerakan-gerakan yang feminim saja melainkan sering juga dibutuhkan gerakan yang maskulin atau perkasa. Di samping gerak yang juga perlu dipelajari dalam bela diri adalah teknik-teknik pernapasannya. Jika pernapasan dalam bela diri digunakan untuk menghimpun tenaga atau kekuatan pukulan, sedang dalam seni tari pernapasan untuk menjaga stamina dalam melakukan gerakan, maka dalam seni teater pernapasan digunakan dan berfungsi untuk mengatur intonasi, memperjelas diksi dan artikulasi, mengatur dinamika berbicara (nada, irama, tempo) dan lain sebagainya. Oleh karena itu tidak saiah bahkan dianjurkan, dan seyogyanya ketika kita belajar teater kita tidak menutup diri terhadap seni yang lain.

2. Olah vokal

Olah vokal teater adalah usaha untuk memperbaiki cara kita berbicara. Mengatur napas agar suara kita lantang atau keras tetapi tidak sember/fales. Untuk mengatur dinamika berbicara dan untuk mengatur modulasi suara kita agar tetap enak didengar oleh penonton.

Latihan olah vokal dalam teater meskipun sama dengan olah vokal di dalam dunia tarik suara atau menyanyi, tetap saja ada perbedaannya seperti olah tubuh teater dengan tari. Masing-masing memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda. Kalau dalam teater olah vokal bertujuan agar suara kita keras dan bertenaga tidak harus ada kemerduan seperti penyanyi keroncong atau penyanyi seriosa, tetapi meskipun demikian bukan berarti bermain teater tidak membutuhkan suara yang merdu, ya tetap butuh! Cuma, kemerduan yang dibutuhkan dalam teater adalah kemerduan dalam berbicara, jadi kemerduan dalam tanda kutip.

3. Olah Rasa

Rasa yang dimaksud di sini bukan rasa manis, rasa pahit, rasa asin, rasa pedas dan rasa strawberry. Rasa yang dimaksud berhubungan dengan batin atau hati atau perasaan. Olah rasa diperlukan agar kita bisa merasakan pengucapan kata dalam dialog dengan lawan bicara ketika sedang pentas sehingga bisa sambung dengan cerita bisa "sampai" pada penonton. Rasa ini berhubungan juga dengan irama permainan, jadi setiap kata dalam dialog akan dapat lebih bermakna apabila dalam pengucapannya penuh dengan perasaan dan diberi irama. Irama sendiri dikenal dalam irama permainan yang termasuk di dalamnya tempo atau cepat-lambatnya baik pengucapan maupun mama secara keseluruhan pementasan.

4. Olah Sukma dan Olah Jiwa

Antara sukma dan jiwa jelas sangat berbeda. Sukma berhubungan dengan roh atau nyawa. Jadi sebenarnya olah sukma ini lebih tepat jika digunakan dalam ilmu kanuragan atau hal-hal yang bersifat mistis. Sehingga menurut saya ilmu ini agak kurang bermanfaat dalam kita menggeluti dunia teater, kecuali dunia lain. Tetapi ada juga pemain teater kita yang mempelajarinya. Sedangkan olah jiwa amat sangat dipelajari dalam teater sebab olah jiwa yang dimaksudkan adalah berfungsi untuk melatih hal-hal yang menyangkut kejiwaan. Misalnya pemain teater itu harus memiliki kepekaan, memiliki daya ingat yang tajam, cepat menghapal, mempunyai daya imajinasi tinggi. Maka dari itu, olah jiwa ini harus juga dipelajari dalam mempersiapkan diri sebagai seorang pemain teater.

Pemain teater diibaratkan sebagai tanah liat kata pendahulu atau pelatih saya. Jadi untuk menjadi seorang pemain teater harus "menyerahkan dirinya" dan pasrah kepada pelatih untuk diolah atau dibina ( bahasa Jawa: "digulowentah"). Seperti tanah liat yang di Kasongan. Agar tanah Hat itu menjadi karya seni yang indah dan memiliki nilai jual yang mahal, mulanya tanah liat itu dikeringkan, diayak atau disaring untuk dibersihkan kerikil-kerikilnya, digiling dibuat jladren seperti ketika akan membuat adonan, kemudian setelah halus ayakan itu diguyur atau direndam air, diinjak-injak, diulet­-ulet hingga mencapai keuletan tertentu dan baru kemudian dibentuk sesuai kebutuhannya. Setelah bentuk itu jadi kemudian dibakar dalam tungku dengan suhu tertentu. Setelah matang didinginkan dari panas api dan setelah itu baru diwarnai dengan cat. Tidak cukup sampai di sini saja lalu dilakukan finishingdengan bahan clear atau vernis. Nah, baru lah ia jadi karya seni yang dapat dinikmati. Jadi, setelah selama ini yang saya rasakan dan saya pikirkan ternyata benar apa kata pelatih teater saya itu.

Semoga tulisan saya ini bermanfaat dan menjadi bahan pertimbangan bagi teman-teman yang juga berminat sebagai pemain teater. Terima kasih.

Yogyakarta,17 Desember 2009

Jumat, 18 Desember 2009

Aneka Ragam Tulisan

Aneka Ragam Tulisan

a.) Narasi

- contoh narasi yang berjudul “ Bermain Boneka ”

Luna dan Maya sedang bermain boneka di depan rumahnya. Luna mendandani bonekanya dengan lipstik. Maya lebih senang mendandani bonekanya dengan mengepang rambut boneka tersebut. Mereka bermain dengan asyik.

Sementara Luna dan Maya bermain boneka, Indah, adik Luna, asyik makan kue. Kue tersebut dibawanya dari rumah. Tiba-tiba beberapa ekor ayam menghampiri Indah. Ayam-ayam tersebut merebut makanan Indah sehingga Indah menangis. Oleh karena terlalu asyik, mereka tidak menyadari bila ada gangguan yang datang.

Luna dan Maya segera menolong Indah. Sementara Luna menenangkan Indah, Maya mengusir ayam-ayam tersebut. Pertolongan tersebut tidak banyak membantu karena Indah tetap menangis. Luna dan Maya berhenti bermain boneka dan mengantar Indah pulang.

- contoh lainnya adalah :

Hafiz terkejut mendengar suara kemenakannya itu. Dengan segera ditariknya tali timba pengangkat tanah, tempat Abdullah bergantung ketika itu tampaklah oleh Hafiz mata air berbusa-busa naik ke atas dengan cepat, besar, dan jernih.

b.) Deskripsi

- mendeskripsikan tentang gajah

Gajah adalah binatang yang berkulit abu-abu kehitaman. Badan gajah besar dan ditumbuhi bulu. Gajah mempunyai empat kaki yang besar dan kuat. Dua kaki di depan, dua kaki di belakang. Di ujung kaki terdapat jari-jari yang berkuku. Bentuk hidung gajah panjang dan disebut belalai. Kadang- kadang belalai gajah digunakan untuk memasukkan makanan ke mulutnya. Telinga gajah lebar seperti kipas dan selalu bergerak-gerak. Gajah memiliki ekor yang kecil dan panjang serta ditumbuhi rambut di ujungnya.

- mendeskripsikan tentang sepeda motor

Benda ini adalah kendaraan beroda dua yang dijalankan dengan motor. Bentuknya seperti sepeda, mempunyai setang, tempat duduk, dan roda. Di antara setang kiri dan kanan terdapat sebuah lampu. Di belakang lampu terdapat tangki bensin dan tempat duduk. Tempat duduk tersebut terbuat dari busa yang berbungkus kulit tiruan. Mesin sepeda motor berada di bawah tangki bensin.

- mendeskripsikan tentang suasana malam hari

Malam itu indah sekali. Bintang-bintang di langit berkelip-kelip memancarkan cahaya. Udara dingin menusuk kulit. Sesekali terdengar suara jangkrik mengusik sepinya malam.

c.) Eksposisi

Contoh :

Membaca intensif merupakan kegiatan membaca secara telitiatau membaca secara seksama bacaan berupa teks. Tujuan membaca dengan cara ini untuk mendapatkan pemahaman isi bacaan secara tepat dan rinci.

d.) Argumentasi

Contoh :

Air yang tergenang seperti di kaleng-kaleng bekas dan yang berada di selokan harus dibersihkan. Air yang tergenang itu tidak boleh dibiarkan karena akan menjadi sarang nyamuk. Nyamuk akan bertelur dan berkembangbiak digenangan air tersebut.

* Sebagai tambahan ada juga jenis karangan lainnya yaitu :

Jenis karangan persuasi adalah jenis karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.

Contohnya :

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak akan lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh karena itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.

Ringkasan Materi Bahasa Indonesia 3

“Keterampilan Menulis”

1. Menulis adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dengan cara melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami sehingga orang lain dapat membaca dan memahami bahasa tersebut.

2. Fungsi utama dari tulisan sebagai alat komunikasi tidak langsung.

Contoh menulis sangat penting bagi pendidikan misalnya memudahkan para pelajar berpikir, membantu menjelaskan pikiran-pikiran kita, dll.

Situasi yang dimanfaatkan penulis yang ulung adalah

  • maksud dan tujuan penulis
  • pembaca
  • waktu dan kesempatan

3. Tujuan penulisan (Hugo Hartig via Tarigan, 1982 : 26) adalah

a) Assignment purpose (tujuan penugasan)

- Menulis karena ditugaskan

b) Altruistic purpose (tujuan altruistik)

- Menulis untuk menyenangkan para pembaca

c) Persuasive purpose (tujuan persuasif)

- Menulis untuk meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan

d) Informational purpose (tujuan penerangan)

- Menulis untuk memberi informasi

e) Self expressive purpose (tujuan pernyataan diri)

- Memperkenalkan sang pengarang

f) Creative purpose (tujuan kreatif)

- Tulisan yang mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian. Tujaun ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri.

g) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan)

- Penulis ingin memecahkan amsalah yang dihadapinya.

4. Ragam Tulisan

Jenis-jenis karangan yaitu, antara lain :

a. Narasi : menceritakan rangkaian peristiwa berdasarkan kronologis.

- Ekspositoris (informasi peristiwa)

- Artistik atau literer (murni tulisan narasi)

b. Deskripsi : menggambarkan suatu objek apa adanya.

c. Eksposisi : memaparkan informasi secara akurat.

d. Argumentasi : mempengaruhi pembaca dengan bukti-bukti.

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan tulis-menulis :

Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang membahas satu topik.

a. Berdasarkan letak kalimat utama :

- deduktif (di depan atau awal paragraf)

- induktif (di akhir paragraf)

- variatif (di awal dan akhir)

- naratif atau deskriptif (tersebar di seluruh kalimat)

- ineratif (diawali dan diakhiri penjelasan)

b. Berdasarkan fungsinya :

- pembuka (pengantar)

- penghubung (inti persoalan)

- penutup (kesimpulan)

Kerangka karangan merupakan outline sebuah karangan yang diatur secara sistematis, lengkap, menyeluruh, dan mencakup semua hal yang akan diutarakan.

Peranan kerangka karangan yaitu :

« sebagai pedoman pokok,

« sebagai pedoman urgensi,

« sebagai pedoman sistematik.

6. Langkah-langkah menyusun karangan adalah :

a. mencatat semua ide

b. seleksi ide-ide secara tepat

c. mengurutkan ide-ide secara tepat

d. mengelompokkan ide-ide yang berdekatan pada suatu heading

e. langkah seleksi sudah dikerjakan

Sistem penempatan ide di dalam heading dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain :

(1) cara biasa (natural order)

(2) berdasarkan pertimbangan logis (logical order)

7. Pengembangan kerangka karangan

a. Pendahuluan bersifat menjelaskan dan mendorong sehingga diusahakan kalimat utamanya di bagian ini menarik.

b. Batang tubuh sebagai isi karangan.

Supaya pengembangan tidak terputus maka dibuat satu topik yang merupakan satu alinea.

* Pengembangan alinea :

Bagian penutup terdiri dari :

- (summary) rangkuman

- pernyataan kembali

- kata penutup

8. Teknik Penulisan

Cara mengembangkan kemampuan menulis :

1. sering menulis berdasarkan kegunaan

2. memahami menulis adalah memperdalam keahlian

3. memperoleh pengalaman editing

4. memublikasikan tulisan

Kemampuan menulis dengan baik tidak boleh ditinggalkan atas dasar tiga pilar utama yaitu :

(1) aktivitas menulis telah merubah dunia

(2) aktivitas menulis terbukti memperkaya kehidupan politik setiap negara

(3) menulis dapat mengungkapkan secara mendalam berbagai hal yang seringkali orang tidak melihatnya

9. Tujuan Pembelajaran Menulis

Tujuan pembelajaran keterampilan menulis menurut Keraf adalah :

Peserta didik mampu melihat atau menata gagasan, mampu menuangkannya dalam bentuk-bentuk tuturan bahasa Indonesia, sesuai dengan pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, dan memilih ragam bahasa Indonesia.