Kamis, 24 Desember 2009

KETERAMPILAN BERBAHASA

A. HAKIKAT KETERAMPILAN BERBAHASA

Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat terbagi atas dua unsur utama yakni bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Fungsi bahasa, yaitu sebagai (1) fungsi informasi, (2) fungsi ekspresi diri, (3) fungsi adaptasi, (4) fungsi kontrol sosial.

* Komunikasi 1 Arah

Pengirim aktif memilih pesan -> disampaikan dalam bentuk lambang / sandi -> pesan yang tersampaikan berupa lambang (bunyi / tulisan). Pesan diterima berupa lambang (bunyi / tulisan) -> lambang / sandi yang di terima mengalami proses penafsiran -> sehingga keluar makna pesan yang sama dengan makna pesan yag dikirim. Kedua pihak harus memiliki keterampilan yang sama yaitu pengirim harus pandai memilih lambang-lambang (bunyi / tulisan) guna penyampaian pesan sehingga mudah di terima sedangkan penerima harus terampil dalam menafsirkan lambang-lambang (bunyi / tulisan) sehingga di dapati makna yang tepat.

* Penyampaian pesan berupa bunyi-bunyi bahasa yang di ucapkan :

Pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa berupa bunyi-bunyi yang diucapkan ( (bahasa lisan) untuk selanjutnya di sampaikan kepada penerima dan dikenal dengan istilah berbicara ( Proses Encoding).

Proses pengubahan bentuk-bentuk bahasa berupa bunyi-bunyi lisan kembali menjadi pesan yang biasa kita kenal dengan istilah menyimak ( Proses Decoding).

* Penyampaian pesan berupa tulisan :

Pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa tulisan, kemudian di kirim kepada penerima yang biasa di kenal dengan menulis( Proses Encoding).

Proses penafsiran / memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis tsb. Sehingga pesan dapat di terima secara utuh yang biasa kenal dengan membaca (Proses Decoding).

B. ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA

* Empat aspek keterampilan berbahasa yaitu, antara lain :

- menyimak,

- membaca,

- berbicara,

- menulis

* Aspek Keterampilan Berbahasa bersifat Reseptif ( menerima ) :
a. Mendengarkan / Menyimak
b. Membaca

* Aspek Keterampilan Berbahasa bersifat Produktif ( menghasilkan ) :
a. Berbicara
b. Menulis

1. MENYIMAK :
Menyimak adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan saat kita menerima pesan dan melibatkan serangkaian proses mental. Saat menyimak kita tidak hanya menerima pesan itu melalui telinga tetapi sekaligus melibatkan akitivitas persepsi, atensi, evaluasi interpretasi dan respon.

Dalam ilmu komunikasi, mendengarkan/menyimak merupakan salah satu dari 4 kecakapan/keterampilan berkomunikasi, selain berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berkomunikasi ini memainkan peran yang penting dalam mencapai sukses. Karena keterampilan menyimak bukan saja hanya membuat seseorang bisa memperhatikan apa yang dinyatakan oleh lawan komunikasinya tetapi juga mempengaruhi kemampuan kita berbicara secara persuasif. Ringkasnya, pendengar yang baik itu adalah juga pembicara yang baik. Keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseptif.
Jenis situasi dalam mendengarkan :
1. Situasi Mendengarkan secara Interaktif :
- Terjadi dalam percakapan tatap muka, di telepon / sejenisnya. Secara bergantian subjek ( 2 orang / lebih ) melakukan aktivitas mendengarkan dan berbicara. Sehingga kita memiliki kesempatan bertanya guna mendapatkan penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang telah diucapkannya / meminta lebih pelan dalam berbicara.

2. Situasi mendengarkan secara Non-Interaktif :
- Kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicara mengulangi apa yang diucapkan dan kita juga tidak dapat meminta pembicaraan di perlambat.
Contoh : mendengarkan radio, mendengarkan acara-acara seremonial, nonton TV, mendengarkan Kotbah, dan nonton Film

2. BERBICARA :

Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Keterampilan berbahasa lisan / berbicara yang bersifat produktif.

Jenis situasi dalam berbicara :

a. Situasi berbicara secara interaktif

Misalnya adalah percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya aktivitas pergantian antara berbicara dan mendengarkan. Kita dapat meminta klarifikasi, pengulangan / kita dapat meminta lawan bicara memperlambat tempo bicara.


b. Situasi berbicara secara Semi-Interaktif

Misalnya adalah situasi berpidato dihadapan umum secara langsung. Audiens memang tidak dapat melakukan iterupsi terhadap pembicara,namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka.


c. Situasi berbicara dapat dikatakan betul-betul bersifat Non-Interaktif
Misalnya adalah berpidato lewat radio / TV

3. MEMBACA

Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.

4. MENULIS

Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menurut Rusyana (1988:191) menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21). Kedua pendapat tersebut sama-sama mengacu kepada menulis sebagai proses melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-aturan tertentu. Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan dengan cara menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola. Melalui lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat memahami apa yang dikomunikasikan penulis. Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Keduanya saling melengkapi.

C. KETERKAITAN ANTARASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA

Setiap keterampilan berbahasa mempunyai hubungan erat antara keterampilan berbahasa satu dengan yamg lain. Keempat keterampilan merupakan satu kesatuan sehingga dinamakan caturtunggal.

  1. MENYIMAK DAN BERBICARA

Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasin dua arah yang langsung (face to face communication). Menyimak dan berbicara mempunyai perbedaan yaitu menyimak bersifat reseptif, apresiatif, dan fungsional sedangkan berbicara bersifat produktif dan ekspresif. Antara berbicara dan menyimak terdapat hubungan erat yaitu :

  1. Ujaran dipelajari melalui menyimak dan meniru.
  2. Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari anak biasanya ditentukan oleh stimulan dan kata-kata yang banyak memberi bantuan dalam penyampaian gagasan.
  3. Ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan masyarakat.
  4. Anak yang lebih kecil dapat memahami kalimat yang panjang dan rumit.
  5. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.
  6. Bunyi suara merupakan faktor penting dalam peningkatan cara pemakaian kata-kata anak.
  7. Berbicara dengan alat peraga akan menghasilkan penangkapan informasi lebih baik daripada penyimak.

  1. MEMBACA DAN MENULIS

Menulis adalah kegiatan berbahasa bersifat produktif sedangkan membaca merupakan kegiatan berbahasa yang reseptif. Menulis berguna untuk menyampaikan gagasan dan bila membaca berguna untuk memahami suatu gagasan.

Dalam menulis, seseorang harus melalui tahap perencanaan, penulisan, dan revisi. Di dalam tahap perencanaan dibutuhkan membaca yang intensif dan ekstensif guna mencari informasi. Jadi, tampak jelas bahwa kemampuan membaca penting sekali dalam proses menulis. Sebaliknya pula dalam kegiatan membaca pemahaman harus menulis catatan-catatan, bagan, rangkuman, dan komentar isi bacaan. Selain itu, untuk menulis kritik terhadap suatu tulisan yang telah dibaca dan untuk menulis laporan mengenai isi bacaan guna berbagi informasi kepada pembaca lain. Jadi, terlihat begitu jelas bahwa erat kaitannya antara aktivitas membaca dan menulis dalm kegiatan berbahasa.

Sabtu, 19 Desember 2009

Bermain Teater

TAHUKAH KALIAN TENTANG TEATER

Oleh: Cha-icha_Ika Dewi P.

Ketika belajar teater pertama kali saya merasa bingung dan penuh dengan pertanyaan. Satu pertanyaan yang paling mendasar baru terjawab setelah selama lebih dari dua tahun saya belajar teater. Suatu penantian yang tidak sebentar untuk mendapat jawaban dari satu pertanyaan: Teater itu apa ya?

Satu tahun pertama belajar teater pada sebuah sanggar yang sangat punya nama itu, saya tidak pernah diberi kesempatan untuk memainkan sebuah peran yang berarti atau dengan kata lain selama itu saya cuma figuran! Artinya yang dibutuhkan cuma figur saya saja sebagai pelengkap sebuah pementasan teater. Selama satu tahun itu yang saya terima dari pelatih dan para senior adalah: l) jika datang ke sanggar tidak boleh terlambat, 2) membersihkan tempat yang akan dipakai untuk latihan, 3) menyiapkan property, dan menyiapkan segala tetek bengek untuk latihan, tetek-nya seneng aja, bengek-nya itu!

Dulu saya kira main drama atau teater di atas panggung itu cukup hafal naskah terus pentas! Ternyata tidak lho! Ada fase atau tahapan-tahapan latihan yang harus dan tidak bisa disepelekan, antara lain: Olah Tubuh, Olah Vokal, Olah Rasa, Olah Sukma dan Jiwa, Pernafasan, dan segala macam olah-olah yang lain. Kata pelatih saya dulu, untuk menjadi seorang pemain drama yang tangguh dan berwawasan, maka saya harus belajar ilmu-ilmu lain yang dapat mendukung permainan saya sebagai seorang aktris yang mempunyai intelektual tinggi. Sebab kata pelatih saya lagi, teater itu adalah kesenian modern dan hanya orang-orang intelek saja yang mau belajar. Dengan kata lain teater itu kesenian yang intelek karena dalam berteater dibutuhkan orang-­orang yang memiliki intelegensi tinggi.

Ilmu-ilmu pendukung yang harus dipelajari antara lain adalah: Filsafat, Psikologi, Sosiologi, Fisionomi, Bahasa, Sastra, Agama, Biologi, Hukum, juga Ilmu Bela diri dan segala ilmu yang ada di dunia ini.

Lagi-lagi kata pelatih saya, ilmu yang disebutkan di atas tadi tidak mungkin saya dapat memahami semuanya, minimal katanya saya cukup mengenalnya saja dan pernah menyentuhnya.

Namun yang penting dan dapat bermanfaat langsung dalam menyiapkan diri sebagai seorang pemain drama yang harus dipelajari adalah fase atau tahapan-­tahapan yang telah disebutkan di atas.

1. Olah Tubuh

Yang dimaksud dengan olah tubuh dalam teater adalah mengolah atau membina seluruh anggota tubuh atau badan kita agar terbiasa untuk melakukan gerakan-gerakan yang dibutuhkan seorang aktor ketika sedang berperan di atas panggung. Sering kita melihat pemeran yang gerakan tubuhnya (tidur, duduk, berdiri, berjalan, dan lain sebagainya) nampak kaku dan wagu di atas panggung. Mengapa ini bisa terjadi?

Olah tubuh dalarn teater sebenarnya tidak begitu jauh perbedaannya dengan olah tubuh dalam tari, hanya saja memang ada spesifikasi masing-masing. Di dalam tari olah tubuh di perlukan untuk keluwesan atau kelenturan gerak dalam menari atau tarian, sedang dalam teater olah tubuh bertujuan untuk mencapai kelenturan dan keluwesan gerak dalam berperan sebagai pemain drama. Pemain drama bukan penari demikian juga sebaliknya tetapi mereka sama sebagai artis (seniman).

Di dalam berlatih teater kita mengenal istilah gerak indah. Gerak indah yang dimaksud adalah gerakan-gerakan seluruh anggota tubuh atau badan kita nampak indah atau pantas (Jawa: "wangun" lawan kata "wagu") ketika digerakkan. Gerakan tersebut misalnya: menunjuk, menengok, rnenoleh, berpose, melangkah, melenggang, dan lain sebagainya. Maka dalarn olah tubuh harus dipelajari juga gerakan-gerakan bela diri terutama bela diri pencak silat atau gerakan kung fu. Mengapa pencak silat atau kung fu? Sebab gerakan-gerakan dalam bela diri tersebut banyak mengandung unsur gerak tari atau gerakan-gerakan kembangan yang tidak terdapat dalam bela diri lain. Meski begitu gerakan bela diri jenis lain juga perlu dipelajari, karena teater bukan hanya membutuhkan gerakan-gerakan yang feminim saja melainkan sering juga dibutuhkan gerakan yang maskulin atau perkasa. Di samping gerak yang juga perlu dipelajari dalam bela diri adalah teknik-teknik pernapasannya. Jika pernapasan dalam bela diri digunakan untuk menghimpun tenaga atau kekuatan pukulan, sedang dalam seni tari pernapasan untuk menjaga stamina dalam melakukan gerakan, maka dalam seni teater pernapasan digunakan dan berfungsi untuk mengatur intonasi, memperjelas diksi dan artikulasi, mengatur dinamika berbicara (nada, irama, tempo) dan lain sebagainya. Oleh karena itu tidak saiah bahkan dianjurkan, dan seyogyanya ketika kita belajar teater kita tidak menutup diri terhadap seni yang lain.

2. Olah vokal

Olah vokal teater adalah usaha untuk memperbaiki cara kita berbicara. Mengatur napas agar suara kita lantang atau keras tetapi tidak sember/fales. Untuk mengatur dinamika berbicara dan untuk mengatur modulasi suara kita agar tetap enak didengar oleh penonton.

Latihan olah vokal dalam teater meskipun sama dengan olah vokal di dalam dunia tarik suara atau menyanyi, tetap saja ada perbedaannya seperti olah tubuh teater dengan tari. Masing-masing memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda. Kalau dalam teater olah vokal bertujuan agar suara kita keras dan bertenaga tidak harus ada kemerduan seperti penyanyi keroncong atau penyanyi seriosa, tetapi meskipun demikian bukan berarti bermain teater tidak membutuhkan suara yang merdu, ya tetap butuh! Cuma, kemerduan yang dibutuhkan dalam teater adalah kemerduan dalam berbicara, jadi kemerduan dalam tanda kutip.

3. Olah Rasa

Rasa yang dimaksud di sini bukan rasa manis, rasa pahit, rasa asin, rasa pedas dan rasa strawberry. Rasa yang dimaksud berhubungan dengan batin atau hati atau perasaan. Olah rasa diperlukan agar kita bisa merasakan pengucapan kata dalam dialog dengan lawan bicara ketika sedang pentas sehingga bisa sambung dengan cerita bisa "sampai" pada penonton. Rasa ini berhubungan juga dengan irama permainan, jadi setiap kata dalam dialog akan dapat lebih bermakna apabila dalam pengucapannya penuh dengan perasaan dan diberi irama. Irama sendiri dikenal dalam irama permainan yang termasuk di dalamnya tempo atau cepat-lambatnya baik pengucapan maupun mama secara keseluruhan pementasan.

4. Olah Sukma dan Olah Jiwa

Antara sukma dan jiwa jelas sangat berbeda. Sukma berhubungan dengan roh atau nyawa. Jadi sebenarnya olah sukma ini lebih tepat jika digunakan dalam ilmu kanuragan atau hal-hal yang bersifat mistis. Sehingga menurut saya ilmu ini agak kurang bermanfaat dalam kita menggeluti dunia teater, kecuali dunia lain. Tetapi ada juga pemain teater kita yang mempelajarinya. Sedangkan olah jiwa amat sangat dipelajari dalam teater sebab olah jiwa yang dimaksudkan adalah berfungsi untuk melatih hal-hal yang menyangkut kejiwaan. Misalnya pemain teater itu harus memiliki kepekaan, memiliki daya ingat yang tajam, cepat menghapal, mempunyai daya imajinasi tinggi. Maka dari itu, olah jiwa ini harus juga dipelajari dalam mempersiapkan diri sebagai seorang pemain teater.

Pemain teater diibaratkan sebagai tanah liat kata pendahulu atau pelatih saya. Jadi untuk menjadi seorang pemain teater harus "menyerahkan dirinya" dan pasrah kepada pelatih untuk diolah atau dibina ( bahasa Jawa: "digulowentah"). Seperti tanah liat yang di Kasongan. Agar tanah Hat itu menjadi karya seni yang indah dan memiliki nilai jual yang mahal, mulanya tanah liat itu dikeringkan, diayak atau disaring untuk dibersihkan kerikil-kerikilnya, digiling dibuat jladren seperti ketika akan membuat adonan, kemudian setelah halus ayakan itu diguyur atau direndam air, diinjak-injak, diulet­-ulet hingga mencapai keuletan tertentu dan baru kemudian dibentuk sesuai kebutuhannya. Setelah bentuk itu jadi kemudian dibakar dalam tungku dengan suhu tertentu. Setelah matang didinginkan dari panas api dan setelah itu baru diwarnai dengan cat. Tidak cukup sampai di sini saja lalu dilakukan finishingdengan bahan clear atau vernis. Nah, baru lah ia jadi karya seni yang dapat dinikmati. Jadi, setelah selama ini yang saya rasakan dan saya pikirkan ternyata benar apa kata pelatih teater saya itu.

Semoga tulisan saya ini bermanfaat dan menjadi bahan pertimbangan bagi teman-teman yang juga berminat sebagai pemain teater. Terima kasih.

Yogyakarta,17 Desember 2009

Jumat, 18 Desember 2009

Aneka Ragam Tulisan

Aneka Ragam Tulisan

a.) Narasi

- contoh narasi yang berjudul “ Bermain Boneka ”

Luna dan Maya sedang bermain boneka di depan rumahnya. Luna mendandani bonekanya dengan lipstik. Maya lebih senang mendandani bonekanya dengan mengepang rambut boneka tersebut. Mereka bermain dengan asyik.

Sementara Luna dan Maya bermain boneka, Indah, adik Luna, asyik makan kue. Kue tersebut dibawanya dari rumah. Tiba-tiba beberapa ekor ayam menghampiri Indah. Ayam-ayam tersebut merebut makanan Indah sehingga Indah menangis. Oleh karena terlalu asyik, mereka tidak menyadari bila ada gangguan yang datang.

Luna dan Maya segera menolong Indah. Sementara Luna menenangkan Indah, Maya mengusir ayam-ayam tersebut. Pertolongan tersebut tidak banyak membantu karena Indah tetap menangis. Luna dan Maya berhenti bermain boneka dan mengantar Indah pulang.

- contoh lainnya adalah :

Hafiz terkejut mendengar suara kemenakannya itu. Dengan segera ditariknya tali timba pengangkat tanah, tempat Abdullah bergantung ketika itu tampaklah oleh Hafiz mata air berbusa-busa naik ke atas dengan cepat, besar, dan jernih.

b.) Deskripsi

- mendeskripsikan tentang gajah

Gajah adalah binatang yang berkulit abu-abu kehitaman. Badan gajah besar dan ditumbuhi bulu. Gajah mempunyai empat kaki yang besar dan kuat. Dua kaki di depan, dua kaki di belakang. Di ujung kaki terdapat jari-jari yang berkuku. Bentuk hidung gajah panjang dan disebut belalai. Kadang- kadang belalai gajah digunakan untuk memasukkan makanan ke mulutnya. Telinga gajah lebar seperti kipas dan selalu bergerak-gerak. Gajah memiliki ekor yang kecil dan panjang serta ditumbuhi rambut di ujungnya.

- mendeskripsikan tentang sepeda motor

Benda ini adalah kendaraan beroda dua yang dijalankan dengan motor. Bentuknya seperti sepeda, mempunyai setang, tempat duduk, dan roda. Di antara setang kiri dan kanan terdapat sebuah lampu. Di belakang lampu terdapat tangki bensin dan tempat duduk. Tempat duduk tersebut terbuat dari busa yang berbungkus kulit tiruan. Mesin sepeda motor berada di bawah tangki bensin.

- mendeskripsikan tentang suasana malam hari

Malam itu indah sekali. Bintang-bintang di langit berkelip-kelip memancarkan cahaya. Udara dingin menusuk kulit. Sesekali terdengar suara jangkrik mengusik sepinya malam.

c.) Eksposisi

Contoh :

Membaca intensif merupakan kegiatan membaca secara telitiatau membaca secara seksama bacaan berupa teks. Tujuan membaca dengan cara ini untuk mendapatkan pemahaman isi bacaan secara tepat dan rinci.

d.) Argumentasi

Contoh :

Air yang tergenang seperti di kaleng-kaleng bekas dan yang berada di selokan harus dibersihkan. Air yang tergenang itu tidak boleh dibiarkan karena akan menjadi sarang nyamuk. Nyamuk akan bertelur dan berkembangbiak digenangan air tersebut.

* Sebagai tambahan ada juga jenis karangan lainnya yaitu :

Jenis karangan persuasi adalah jenis karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.

Contohnya :

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak akan lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh karena itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.

Ringkasan Materi Bahasa Indonesia 3

“Keterampilan Menulis”

1. Menulis adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dengan cara melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami sehingga orang lain dapat membaca dan memahami bahasa tersebut.

2. Fungsi utama dari tulisan sebagai alat komunikasi tidak langsung.

Contoh menulis sangat penting bagi pendidikan misalnya memudahkan para pelajar berpikir, membantu menjelaskan pikiran-pikiran kita, dll.

Situasi yang dimanfaatkan penulis yang ulung adalah

  • maksud dan tujuan penulis
  • pembaca
  • waktu dan kesempatan

3. Tujuan penulisan (Hugo Hartig via Tarigan, 1982 : 26) adalah

a) Assignment purpose (tujuan penugasan)

- Menulis karena ditugaskan

b) Altruistic purpose (tujuan altruistik)

- Menulis untuk menyenangkan para pembaca

c) Persuasive purpose (tujuan persuasif)

- Menulis untuk meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan

d) Informational purpose (tujuan penerangan)

- Menulis untuk memberi informasi

e) Self expressive purpose (tujuan pernyataan diri)

- Memperkenalkan sang pengarang

f) Creative purpose (tujuan kreatif)

- Tulisan yang mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian. Tujaun ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri.

g) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan)

- Penulis ingin memecahkan amsalah yang dihadapinya.

4. Ragam Tulisan

Jenis-jenis karangan yaitu, antara lain :

a. Narasi : menceritakan rangkaian peristiwa berdasarkan kronologis.

- Ekspositoris (informasi peristiwa)

- Artistik atau literer (murni tulisan narasi)

b. Deskripsi : menggambarkan suatu objek apa adanya.

c. Eksposisi : memaparkan informasi secara akurat.

d. Argumentasi : mempengaruhi pembaca dengan bukti-bukti.

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan tulis-menulis :

Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang membahas satu topik.

a. Berdasarkan letak kalimat utama :

- deduktif (di depan atau awal paragraf)

- induktif (di akhir paragraf)

- variatif (di awal dan akhir)

- naratif atau deskriptif (tersebar di seluruh kalimat)

- ineratif (diawali dan diakhiri penjelasan)

b. Berdasarkan fungsinya :

- pembuka (pengantar)

- penghubung (inti persoalan)

- penutup (kesimpulan)

Kerangka karangan merupakan outline sebuah karangan yang diatur secara sistematis, lengkap, menyeluruh, dan mencakup semua hal yang akan diutarakan.

Peranan kerangka karangan yaitu :

« sebagai pedoman pokok,

« sebagai pedoman urgensi,

« sebagai pedoman sistematik.

6. Langkah-langkah menyusun karangan adalah :

a. mencatat semua ide

b. seleksi ide-ide secara tepat

c. mengurutkan ide-ide secara tepat

d. mengelompokkan ide-ide yang berdekatan pada suatu heading

e. langkah seleksi sudah dikerjakan

Sistem penempatan ide di dalam heading dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain :

(1) cara biasa (natural order)

(2) berdasarkan pertimbangan logis (logical order)

7. Pengembangan kerangka karangan

a. Pendahuluan bersifat menjelaskan dan mendorong sehingga diusahakan kalimat utamanya di bagian ini menarik.

b. Batang tubuh sebagai isi karangan.

Supaya pengembangan tidak terputus maka dibuat satu topik yang merupakan satu alinea.

* Pengembangan alinea :

Bagian penutup terdiri dari :

- (summary) rangkuman

- pernyataan kembali

- kata penutup

8. Teknik Penulisan

Cara mengembangkan kemampuan menulis :

1. sering menulis berdasarkan kegunaan

2. memahami menulis adalah memperdalam keahlian

3. memperoleh pengalaman editing

4. memublikasikan tulisan

Kemampuan menulis dengan baik tidak boleh ditinggalkan atas dasar tiga pilar utama yaitu :

(1) aktivitas menulis telah merubah dunia

(2) aktivitas menulis terbukti memperkaya kehidupan politik setiap negara

(3) menulis dapat mengungkapkan secara mendalam berbagai hal yang seringkali orang tidak melihatnya

9. Tujuan Pembelajaran Menulis

Tujuan pembelajaran keterampilan menulis menurut Keraf adalah :

Peserta didik mampu melihat atau menata gagasan, mampu menuangkannya dalam bentuk-bentuk tuturan bahasa Indonesia, sesuai dengan pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, dan memilih ragam bahasa Indonesia.

Puisi-puisi_Ku

Kumpulan puisi-puisi


Kesetiaan Sahabat


Sahabatku …

Engkau selalu setia menemaniku

Engkau selalu ada di sampingku

Engkau selalu ada untukku

Tatkala suka dan duka melandaku

Hari demi hari

Telah bersama kita jalani

Tiada henti merajut mimpi-mimpi

Sejuta harapan nanti

Untuk meraih impian mimpi

Sahabatku…

Engkaulah sahabat hidupku

Engkaulah teman terbaikku

Engkaulah malaikat kecilku

Engkau yang bisa mengerti aku

Saat ku sangat membutuhkanmu

Sahabatku…

Dimana ku sendiri dan di benci

Engkau datang menemani

Kesepian menyelimuti hati ini

Engkau datang menghampiri

Sahabatku…

Aku takkan melupakanmu

Kesetiaanmu padaku

Masa-masa indah denganmu

Wahai sahabatku…

Selamanya takkan ada yang dapat menggantikanmu



Perjalanan Hidup



Bumi ini berputar

Benda-benda langit pun ikut berputar

Dan semuanya berputar

Seperti roda-roda raksasa

Tak satu pun ada yang diam.

Apalagi yang namanya manusia

Makhluk yang sempurna di bumi ini

Tak pantas menggerutu apalagi mencaci

Walaupun terkoyak oleh putaran bumi

Apalagi tergilas putaran roda

Takkan ada satu pun yang dapat menghentikannya

Takkan ada satu pun jua yang mampu mengubahnya

Semua berjalan dan berputar sesuai lintasannya

Maka bersujudlah pada Yang Maha Kuasa

Dialah, Tuhan yang hidup sepanjang masa…



Indahnya Cintamu



Tergenggam tajamnya malam

Menepis rindu terbayang wajahmu

Kekasihku…

Iringan kasih melambai padaku

Berselimut mimpi sejuta arti

Menusuk lembut hati nan suci

Ingin rasanya di sampingmu

Bersandar cinta yang menggaung sepi

menatap harap di matamu

Indahnya berlalu sudah

Di hempas kencang melayang

Luapan kanal-kanal tiada arti

Hanya cintamu, setia menemani

Kasih, sayang, dan cintamu

Sangat dalam berarti untukku

Selamanya kau di hatiku

Takkan musnah walau di telan waktu


Lagu Untuk Sahabat



Sambilku nyanyikan lagu

Tersenyum kau mendengarnya

Dengan termangu kau pun suka laguku

Ku mainkan pianoku

Dengan nada sedang sambil ku merangkai syair

Tak tahu darimana syair itu datang

Tiba-tiba saja munculdalam benakku

Kau pun ternyata menyukainya

Ku nyanyikan lagi syair baru

Tentu dengan piano kesayanganku

Ternyata kau pun tersenyum lagi dan lagi

Syair, nyanyian dan tarian jariku bermain piano

Hanya untukmu

Karena ku peduli padamu

Peduli akan persahabatan

Dan peduli karena kasih sayang


AIR


Air…

Kau sangat berarti bagi manusia

Kau juga sangat berarti untuk hewan dan tumbuhan

Bagi semua makhluk hidup di dunia ini

Air…

Mungkin jika tak ada kau

Aku tak bisa hidup

Bahkan semua makhluk hidup pasti akan mati

Tetumbuhan akan layu

Hewan-hewan akan mati

Manusia akan kehausan

Semuanya kering dan tanah jadi tandus

Apalagi dunia ini pasti terasa suram

Air…

Engkaulah penyelamatku

Engkaulah sumber kehidupanku

Dan engkau yang sangat berarti bagi semua dan bagiku

Janganlah menjadi manusia laknat

Manusia yang hamburkan air

Tak tahu akibat yang ada

Jadilah manusia yang baik

Peduli lingkungan

Terutama jangan cemari air

Air sangatlah penting untuk kita

Tanamlah pepohonan nan hijau

Jangan sia-sia kan air

Air…

Terima kasih atas segalanya

Engkaulah yang nan indah

Untuk selamanya

Cerpen_Ku


POHON RAMBUTAN

Sinar matahari mulai menelusup tirai jendela ka­mar Sania. Udara segar tercium juga dari sini, te­rasa rasa betul kesejukannya. Sania biasa bangun pagi, lalu menyibakkan tirai jendela untuk melihat pepo­honan yang ada tepat di depan jendela kamarnya itu. Ada banyak pohon di halaman rumah Sania. Ayah Sania, seorang pegawai Dinas Pertanian dan sangat menyukai pepohonan. Halaman rumahnya biasa menjadi tempat favorit keluarga untuk bersantai.

Pagi itu Sania seperti biasa membuka tirai lalu me­mandangi pohon rambutan kesayangannya. Pohon rambutan yang umurnya lebih tua darinya. Ia sangat menyukai buah rambutan, sehingga ia sangat senang sekali memi­liki pohon rambutan. Pada saat musim rambutan seperti ini, pohon rambutan miliknya berbuah sangat lebat.

Namun sayang, buahnya masih hijau belum matang. Sania tidak mau seorang pun memetik rambutan miliknya, sampai rambutan-rambutan itu matang betul.

"Aku sudah tidak sabar me­nunggu buah rambutanku ma­tang," kata Sania.

"Sabar dong sayang, semua kan harus ada prosesnya, buah juga, kita tunggu sama-sama, ya!" nasihat ayah.

Walaupun Sania sudah tidak sabar, tapi apa mau dikata me­mang buah rambutan yang ada di halaman rumahnya masih bebe­rapa minggu lagi bisa dinikmati.

Setiap saat melewati halaman rumah, yang dipandang hanyalah buah rambutan tersebut. Setiap bangun tidur, yang dilihat rambutan. Sania mau segera menikmati kesegaran buah rambutan, sudah tidak tahan lagi rasanya.

Suatu pagi, sehabis bangun pagi Sania seperti biasa melongok ke halaman rumahnya. Tapi, sungguh sayang, rambutan yang sudah mulai matang itu sebagian besar raib. Bukan main terkejutnya Sania. la terperanjat lalu bergegas keluar dari kamarnya sambil berteriak, "Ayah ... Ibuuuuu ....!"

Ayah dan ibunya kemudian menghampiri Sania. Mere­ka juga kaget karena tidak mengira semua buah rambutannya yang dinanti-nantikan anak kesayangannya hilang. "Wah, siapa yang berani mengambil atau mencuri?" kata ayah dalam hati.

"Sudahlah Sania jangan bersedih, nanti kita beli saja di pasar, ya!" kata ibu.

"Tapi, Bu. Sania kan sudah menunggu lama sekali," re­ngek Sania.

"Memang benar kata Sania, ayah dan ibu juga me­rasa kecewa, namun mau bagaimana lagi? Apa, ya perlu lapor polisi, ti­dak juga, kan? "

Sehari itu me­reka dan mang Ujang yang biasa membantu bersih­-bersih di rumah Sania juga bertanya-tanya tentang kejadian itu. Namun, mang Ujang tiba-ti­ba ingat, dulu sebelum buah itu matang ada seorang yang me­nanyakan rambutan itu. Ia bertanya mau dijual apa tidak? Tapi mang Ujang mengatakan tidak. Sebab ia tahu betul walaupun berbuah banyak, Sania sangat me­nyukainya. Bahkan banyak anak-anak kecil yang sering lewat di depan rumah Sania juga meminta rambutan terse­but. Namun seperti biasa Sania tidak memberikannya.

"Tetapi, apakah salah satu dari mereka adalah pen­curinya?" kata ayah.

"Ah, kita tidak boleh berprasangka buruk, yang su­dah tidak ada kita ikhlaskan saja," kata ibu.

"Tapi....!" Sania berkata dengan muka yang dongkol.

Saat malam hari, Sania terjaga dari tidurnya karena mimpi buruk. Ia kemudian bergegas membasuh muka agar segar kembali, namun sayup-sayup ia mendengar suara dari pohon rambutan yang ada di halaman rumah­nya. Sebenarnya Sania takut, namun rasa penasaran dan rasa dongkol membuatnya memberanikan diri membuka tirai jendela kamarnya. Sungguh tidak disangka, yang ia lihat yaitu segerombolan kalong atau sejenis kelelawar bertengger di pohon, tidak hanya pohon rambutan namun pohon buah lainnya yang ada di halaman. Mereka ber­kumpul seperti sedang menyantap makan malam. De­ngan lahapnya mereka memakan buah-buahan yang ada di sana.

Keesokan harinya Sania bercerita pada ayah dan ibu­nya. Kami sekeluarga baru menyadari bahwa kita tidak seharusnya mencurigai orang lain. Dengan kejadian ini Sania baru sadar, mungkin ini teguran dari Allah. Bahwa kita tidak boleh serakah. Hani juga berjanji, nanti jika buah-buahan di halaman rumahnya sudah mulai matang, ia akan segera membagikan pada tetangga dan teman­temannya.

Pesan moral yang ingin saya sampaikan di sini adalah

* Jangan mempunyai sifat serakah,

* Berbagilah dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan,

* Yang berbuat buruk pasti akan tertimpa azab dari Tuhan,

* Jika mempunyai sifat serakah maka akan mendapatkan hal yang lebih buruk yang tak pernah terbayangkan,

* Jangan pernah berprasangka buruk kepada orang lain.

Nah, dari kedua cerpen Buaya yang Serakah dan Pohon Rambutan kita dapat mengambil suatu hikmah dan semoga bermanfaat bagi para pembaca. Jadilah orang yang budiman, dermawan, dan saling menghargai sesama makhluk hidup di dunia ini karena semua adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Besar. Salam hangat dariku...

Icha


ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH


Dalam sebuah gubuk tua, tinggal seorang Ibu yang kulitnya mulai keriput, tengah memarut kelapa. Gubuk itu tidak begitu luas, hanya terdapat satu ruangan untuk berbagai macam kegiatan. Seorang anak SD datang dengan tampang pucat, seragamnya lusuh, ada sedikit tambahan dengan kain sewarna di bagian pundaknya.

" Assalamualaikum.”

Karti masuk ke gubuk dengan meletakkan tas di kursi kayu reot.

Mamak berhenti memarut kemudian memandang anaknya.

" Eeeee sudah pulang ta Nduk. Tadi di sekolah diajari apa Nduk?" tanya mamak.

Karti bercerita bahwa dia belajar Matematika, Bahasa, IPA,dan IPS. Karti duduk di tempat tidur sambil memijit kakinya sendiri.

" Hah? IPAS? IPES?" sahut mamak sambil berhenti memarut.

" Wah Mamak kok ndeso ta? Bukan ipas ipes, tapi IPA dan IPS." Karti menjelaskannya pada mamaknya.

" Ealah Nduk-Nduk, Mamakmu ini belum pernah merasakan yang namanya sekolah, ya wajar kalau nggak tahu ipas ipes."

Karti bercerita dengan mamaknya jikalau tadi Karti di panggil Bu Prapti karena bayaran sekolah harus segera dilunasi. Batas pembayarannya paling lambat seminggu lagi.

Mamak mengerutkan dahinya kemudian berkata : "Berapa ta Nduk?"

" Seratus ribu Mak." sahut Karti.

" Lah kok banyak banget?" Mamak menjadi keheranan.

Karti menerangkan pada mamaknya bahwa sudah empat bulan belum membayar uang sekolah.

" Terus bagaimana Nduk? Hasilku jualan Lotek saja tidak sampai sebanyak itu." Mamak mengelus-elus alis di atas matanya.

Kemudian Karti beranjak dari tempat tidurnya. Karti mengambil pakaian di dalam kardus di kolong tempat tidur. Karti ganti baju dan ingin pergi mengamen. Mamak menawari Karti untuk makan terlebih dahulu karena mamak sudah masak sambel terasi kesukaan Karti.

" Masih kenyang Mak," jawab Karti sambil menuju kamar mandi untuk mengganti baju.

Mamak menggerutu tentang keadaan hidup yang dialaminya. Semuanya mahal dan lagi untuk membayar sekolah mahal. Padahal Karti sudah sekolah negeri bukan sekolah swasta.

Karti datang dengan baju lusuh dan topi bututnya. Karti berpamitan dengan mamaknya. Tidak lupa seperti biasanya Karti mencium tangan ibunya.

Mamak mendoakan anaknya semoga tidak akan terjadi apa-apa.

Beberapa waktu kemudian di depan gubuk tua mamaknya Karti. Mamak sedang melayani pembeli lotek hari itu loteknya cukup laris. Ada lima orang, bapak-bapak dan tiga orang ibu-ibu menunggu pesanan dengan sabar. Karti datang dengan tergopoh-gopoh. Di belakangnya tampak Sukardi, preman, mengejarnya.

" Mak...!” teriak Karti dengan ketakutan. Karti bersembunyi di balik badan mamaknya.

" Sini duitnya, lo belum bayar pajak sama gue," Kata Sukardi sambil membentak-bentak.

" Pajek apa? Emange kamu petugas pajek po?" sahut Mamak.

" Anak lo ngamen di daerah gue. Jadi anak lo harus bayar pajak," Bentak Sukardi.

Warga masyarakat yang sedang membeli lotek tidak senang dengan tingkah Sukardi, Pak Bowo salah satu di antara mereka, maju membela Karti dan Mamaknya.

"Heh, kamu nggak punya hak minta pajak di sini."ujar Pak bowo.

"Ooooo, berani lo sama gue? Belom tahu siapa gue?"

"Saya tau siapa kamu, kamu Sukardi anaknya pedagang pisang yang suka buat masalah, kalau kamu macam-macam sama Karti dan mamaknya, warga sini tidak segan-segan mengusirmu."

Pak bowo mengancam sukardi sambil mengacungkan jari telunjuknya ke wajah sukardi. Warga kampung yang sedari tadi menonton pun ikut maju, mengeroyok Sukardi. Sukardi pun tak luput dari amukari masa. Beruntung tak lama kemudian, Pak Seno, ketua RT setempat datang.

" Ada apa ini kok ribut-ribut?" Tanya Pak Seno."Ini Pak, Sukardi bikin masalah lagi." Jawab Paiman.

" Ya sudah, sekarang bapak-bapak dan ibu-ibu bubar, Sukardi biar jadi urusan saya, ayo bubar!"

Pak Seno menarik tangan sukardi yang sedari tadi tergeletak tak berdaya. Warga segera bubar. Mamak mendekati Pak Seno lalu mengucapkan terima kasih banyak pada Pak Seno.

" Sudah tugas saya sebagai RT, Bu saya pamit dulu ya."

" Ia silakan."

Karti menghela napas dan sangat bahagia dan berkata," Untung ya Mak duitnya nggak jadi diambil Sukardi."

Mamak menjawabnya, "Iyo Nduk, besok lagi ati-ati yo.

" Ia Mak."

"Ya sudah sana istirahat dulu, Mamak jualan dulu ya."

Karti menganggukkan kepalanya. Lalu Karti masuk ke dalam gubuk rumahnya.

Malam sudah tiba.matahari yang bersinar beri cahaya telah menghilang. Karti belajar di dalam gubuknya diterangi lampu 5 watt. Besok Karti harus melunasi bayaran sekolahnya sedangkan Mamak sedang sibuk menjahit rok yang sobek.

Karti tiba-tiba beranjak dari meja belajarnyadan berkata, " Oh ia

Mak, besok ini aku harus melunasi bayaran sekolah."

Mamak menghentikan pekerjaan sebentar dengan memandang karti. Lalu meneruskan pekerjaannya lagi.

" La terus gimana Nduk? Mamak nggak ada uang je. "

" Semoga saja cukup ya Mak. "

Karti menutup bukuyang tadi ia baca. Karti mengeluarkan celengan dari kolong mejanya. Terdengar suara pyar…

Karti memeccah celengannya. Mulai menghitung uang tabungan Karti.

" Sepuluh, empat puluh, delapan tiga lima ratus, delapan lima, wah Mak kurang empat belas ribu sembilan ratus je."

" Nih Mamak punya sebelas setengah, ini aja untuk modal jualan lotek besok, ya udah ini pakai saja dulu, besok Mamak utang Bu Ratmi dulu." Mamak menghentikan pekerjaannya lalu mengeluarkan uang dari saku. Mamak memberikan uang pada karti.

Karti menerima uang itu kemudian memasukkan uang-uang itu ke dalam plastik putih di atas meja.

" Terima kasih mamak, karti seneng sekali, " mendekati mamak lalu memeluknya.

" Mamak ya ikut seneng, Mamak pengen besok Karti jadi orang sukses, jangan seperti Mamak, miskin."

" Ia Mak, aku besok pengen jadi dokter."

" Besok kalau jadi dokter kamu mau ngapa Nduk?"

" Aku pengen belikan Mamak mobil yang bagus, kayak yang di jalan­-jalan itu."

" Wah kalau Marnak naik mobil bagus, Karti jangan panggil aku Mamak lagi."

" Lah kalau nggak Mamak, terus apa?"

" Mami, biar keren seperti orang-orang kaya itu."

Tiba-tiba, brak...! Ada seseorang membuka pintu gubuk mereka dengan kasar. Orang itu tak lain adalah bapaknya Karti yang datang dalam keadaan mabuk.

" He, aku minta duit," ujar Bapak Karti.

" Aku nggak punya duit Pak," jawab mamak.

" Karti, sini uang yang kamu pegang itu," Bapak Karti memaksanya untuk menyerahkan uang tersebut. Karti menyembunyikan uang itu di balik badannya.

" Jangan Pak, ini buat bayar sekolah"

" Walah pakai sekolah segala, kayak orang kaya saja, kalau sudah bodoh ya tetap bodoh."

Bapak Karti segera menampar karti dan merebut uang karti dengan paksa. Mamak menangis kemudian memeluk kaki suaminya. Mamak sudah berusaha mencegahnya pergi membawa uang karti. Namun, bapak memandang mamak dengan tatapan jijik. Bapak Karti tidak menghiraukan mamak. Karti masih berusaha merebut uangnya dengan memegang tangan bapaknya.

" Aja Mas, kasihan Karti, itu untuk bayar sekolah." Kembalikan Pak, besok harus Karti bayar ke sekolah."

" Alah, cerewet." Bapak menepis tangan Karti hingga jatuh ke lantai. Lalu menendang mamak hingga jatuh juga. Karti marah dan menjerit pada bapaknya yang benar-benar kelewatan.

" Bapak kejam, Bapak seperti setan." Karti dan mamaknya menangis tersedu. Bapak tidak perduli. Bapak tetap pergi meninggalkan anak dan istrinya.

" Terus besok gimana Mak leh ku bayar sekolah?" rintih Karti.

" Gimana ya Nduk, Mamak ya bingung."

Keesokan harinya, di sekolah Karti dipanggil Bu Prapti, kepala sekolah SD Sukma Bangsa. Karti menundukkan kepala ketika memasuki ruang kepala sekolah.

" Bagaimana? Apa kamu sudah bisa melunasi administrasi sekolah?" tanya Bu Prapti.

" Maaf Bu, uangnya belum ada."

" Kalau begitu, ini untukmu," Bu Prapti mengulurkan sepucuk surat pada Karti. Karti menerimanya lalu membaca surat tersebut.

" Sas... sa.... saya di keluarkan bu?"

" Maaf Karti, tapi itu keputusan sekolah."

" Lalu bagaimana dengan beasiswa yang saya ajukan?"

" Setelah dipertimbangkan, kami memberikan beasiswa tersebut pada Nora," Bu Prapti memberikan penjelasan pada Karti. Karti menangis dan sangat sedih ketika mendengar kabar tersebut. "Tapi, keluarga Nora itu mampu membayar sekolah," tegur Karti.

" Dia lebih berprestasi dari pada kamu, tentu saja kami lebih membutuhkan murid yang berprestasi."

" Tolong Bu, beri saya kesempatan," Karti memohon.

" Maaf Karti, itu keputusan terakhir."

" Kalau begitu, saya pamit dulu Bu," Karti tertunduk lesu, pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Perjalanan ke rumah Karti, ia hanya diam dan terus berjalan. Biasanya Karti pulang sekolah dengan wajah gembira tapi saat ini hanya raut muka kesedihan yang menyelimuti hatinya. Sampainya di rumah, Karti langsung memeluk Mamak, yang tengah mengiris sayuran.

" Ada apa Nduk? Kok pulang-pulang malah mewek?" Mamak heran dengan sikap Karti yang tidak seperti biasanya.

" Aku nggak jadi belikan Mamak mobil," Jawab Karti dengan nada sangat sedih.

" Ealah. Cuma begitu saja kok pakai acara menangis segala. Nduk, mamak tidak apa-apa tidak jadi kamu belikan mobil tapi yang penting mamak ingin melihat kamu senang saja sudah cukup."

" Masalahnya aku nggak bisa jadi orang pintar, Aku dikeluarkan dari sekolah, Mak."

Mamak turut menangis sambil memeluk Karti. Mamak bertanya pada Karti," Lha, apa kamu nggak dapet beasiswa?"

" Nggak Mak, yang dapet beasiswa Nora, itu anaknya Pak RT."

" Kok orang kaya malah dapat beasiswa ya Nduk?"

" Nggak tahu Mak, mungkin orang miskin seperti kita ini dilarang sekolah."

" Duh Gusti, kok jadi begini? Apa orang miskin memang tidak boleh pintar? Kalau begini caranya, kapan kita bisa merasakan jadi orang kaya? Mamak menangis sambil terisak-isak sambil memeluk anaknya.

"Sabar yo Nduk, besok kalau ada rezeki kamu sekolah lagi."

Mereka menangis bukan meratapi nasib, melainkan meratapi kebodohan yang akan turun-temurun di keluarga mereka kalau orang miskin terus-menerus dilarang sekolah.



SEBUAH RAHASIA CINTA



Nino tidak suka Randy dekat-dekat Marissa. Padahal Nino sendirilah yang menyuruh Randy untuk menjadi mak comblangnya dengan Marissa. Memang sejak itu Randy dekat dengan Marissa. Nino takut cintanya akan direbut oleh Randy.

Terdengar suara dering handphone Randy dari atas meja kamarnya. Randy yang semula bermain game di ruang keluarga segera bergegas menuju kamar dan meraih handphonenya. Sambil duduk di tepi tempat tidurnya yang kelihatan acak-acakan itu ia mengangkat telepon itu.

" Ada apa, Nino?" Tanya Randy.

" Aku pengin ngobrolin sesuatu ma kamu Ran!" jawab Nino.

Randy sambil tertawa cekikikan. Ia heran dengan sikap teman akrabnya tersebut. Tidak ada hujan tapi bisa-bisanya ada air di tanah.

" Serius amat, mau ngutang lagi ya!" Canda Randy.

" Enak aja! Masalah Marissa nih!"

" Okey Boss! Aku segera ke sana. Sediain makanan kecil plus soft drink ya!"

" Makan terus yang dipikirin, badan tetep krempeng nggak tambah gede!"

" Cacingan kali...! Eh, jadi nggak nih!"

" Jadi dong, sekalian mampir beli pizza ya! Aku juga lapar nih. Ntar duitnya aku ganti."

" Setuju banget. Ya dah. See you!"

" Yoi. Jangan lama-lama....!"

Breg! Belum sempat Nino melanjutkan kata-katanya, telepon sudah ditutup. Randy memang sahabat karib Nino. Dimana ada Nino pasti ada Randy. Begitu pula sebaliknya. Sikap Randy pada Nino pun sudah seperti saudara sendiri. Dan Randy lah yang paling sering membantu Nino saat Nino dalam masalah. Di kamar Nino yang lumayan luas, meski keliatan sempit karena penataan ruang yang kurang tepat. Ada sebuah lemari besar dekat pintu masuk. Sebuah tempat tidur yang dua belah sisinya menempel tembok. Meja dengan buku berantakan di atasnya, terlihat acak-acakan. Di satu sudut ada sebuah televisi, di sampingnya ada home teathre dan play station yang sedang dimainkan Nino saat Randy datang membawa sekotak pizza.

" Alloohaa...! Pizza sudah datang!" teriak Randy.

" Lama banget, nyasar ya?" sahut Nino.

" Eeh... sekate-kate kamu Nin ! yang namanya Randy, udah hafal semua jalan yang ada di Jogja. Jangankan rumah Nino, Malioboro pun Randy tau jalannya!"

" Itu sih orang se-Jogja juga tau! Mana pizzanya, minumannya ambil sendiri di kulkas sana, sekalian aku juga diambilin!"

" Idih, manja! Tamu nih, harusnya dilayani bukannya melayani!"

" Biasanya juga ambil minum sendiri. Sana!"

Randy dengan sewot dan segera mengambil minum dan kembali ke kamar Nino.

Nino sambil bermain game mengucapkan terimakasih pada Randy karena sudah mau mengambilkan minuman untuknya.

" Ada apa dengan Marissa, Nino?" Tanya Randy. Randy duduk di samping Nino sambil makan pizza. Nino menghentikan mainnya dan mulai ngomong serius.

" Aku nggak suka kamu deket-deket Marissa."

" Bukannya kamu sendiri yang nyuruh aku nyomblangin kamu sama dia. Otomatis aku juga harus ndeketin dia, kan! Kok kamunya malah jadi marah."

" Ia, ia!"

" Kenapa nggak kamu sendiri aja yang pendekatan? Kenapa kamu kemaren nyuruh aku? Cemburu nih critanya?"

Nino mengaku bahwa semakin lama ia menjadi cemburu. Sekian lama Randy nyomblangin Nino sampai sekarang tidak jadi-jadi pacar Marissa. Malahan terlihat sangat jelas Randy semakin dekat dengan Marissa.

" Harusnya kamu tu jadi pejantan tangguh! Mau ketemu aja masih minta tolong aku, " Randy menggerutu di depan Nino.

" Jadi kamu nggak ikhlas selama ini nolong aku?"

" Bukannya gitu Nin. Kalo kamu sendiri yang ndeketin dia, kan lebih seru."

" Bener juga kamu ! Maaf aku udah berprasangka jelek."

" Gitu dong, itu baru Nino yang aku kenal."

Nino memikirkan kata-kata Randy tadi.Mulai sekarang Nino akan berusaha menggapai cintanya dengan usaha sendiri.

" Tapi gimana caranya ya?"

" Yah...payah!" Randy memukul keningnya sendiri. Nino akan mencoba langsung menembak Marissa saja karena sebenarnya Marissa juga sudah tahu jikalau Nino menyukainya. Nino menelepon Marissa dan mengajaknya bertemu di Kafe.

Malam Minggu yang indah. Saat Nino janjian dengan Marissa di sebuah Kafe di tengah kota Jogja. Saat itu waktu menunjukkan pukul 19.00 WIB. Meskipun suasana terasa romantis tapi Nino yang berada di meja nomor 7 kelihatan gelilsah. Berkali-kali ia melihat ke sekeliling. Banyak pasangan muda sedang asyik ngobrol. Tangannya diketuk-ketukkan ke meja. Sambil menunggu pesanan, Nino dan Marissa mengobrol. Terdengar alunan lagu romantis mengiringi gerak bibir mereka. Tak lama kemudian pesanan pun datang. Mereka menikmatinya.

" Ayu, Marissa Ayu tau kalau Nino sayang Marissa?" Kata Nino sambil gemetaran saat mengutarakan cinta.

" Hhh...!" Sahut Marissa.

" Marissa, maukah menjadi pacar Nino?"

Dengan tenang Marissa menjawab, " Randy bukankah cinta itu tidak harus memiliki? Aku suka kamu sebagai sahabat, Nino. Jadi maaf. Aku tidak bisa!"

" Kenapa Sa…?"

"Aku tau kamu sahabat Randy. Tapi semenjak ia nyomblangin aku sama kamu aku jadi sayang sama Randy,Nino! Maaf."

Itulah yang ditakutkan Nino selama ini. Dan malang nasib Nino, ketakutannya menjadi sebuah kenyataan. Marah, kecewa, sedih, begitulah hati Nino. Sementara itu Randy menunggu kedatangan Nino di kamar Nino. Randy cemas saat Nino membawa raut muka kusut. Randy langsung menyambutnya.

" Kenapa kamu,No?"

" Brengsek kamu, Randy!" Nino sambil membanting tubuh Randy ke tempat tidur. Randy bingung melihat dan mendengar lontaran kata-kata yang kurang menyenangkan di telinga Randy

. " Ada apa ini? Apa salah aku, No?"

" Marissa nolak aku, Ran. Dan apa alasannya? Dia bilang kalau dia lebih suka sama kamu!"

" Apa?" Randy menjadi sangat heran mendengar ucapan sahabat karibnya tersebut. " Puas kamu Ran! " sahut Nino.

" Tenang, tenang Nin. Aku pun tak tahu kalau kejadiannya akan seperti ini."

" Aku benci kamu, Randy!"

" Aku akan bicara dengan Marissa. Aku nggak mau persahabatan kita rusak karena masalah seperti ini, okey!"

" Halah ... bullshit! Toh Marissa nggak akan mau sama aku setelah kamu bicara sama dia."

" Oke! Aku coba bicara sama Marissa sekarang."

Randy langsung pergi. Menjemput Marissa dan mengajak ke Kafe di mana Marissa dan Nino tadi bertemu tepat di meja nomor 7 mereka duduk. Suasana di sana tampak agak sepi karena sudah malam..

" Kenapa kamu lakukan ini semua, Sa?" Tanya Randy dengan kecewa.

" Maaf!" jawab Marissa lirih.

" Sa, kamu tau. Aku sahabatan dengan Nino sudah lama. Aku sayang Nino,Sa."

" Tapi Ran!"

" Ia suka kamu karena dia pria normal. Bukan seperti aku! Aku benar­-benar tertarik sama ia dan tidak dengan gadis manapun," Ujar Randy.

" Izinkan aku menjadi obat bagimu! Mungkinkah akan hilang perasaan itu terhadap Nino?" Bujuk Marissa. Tangan Marissa memegang tangan Randy. Namun beberapa saat kemudian Randy mencoba melepaskan tangan Marissa yang ada di atas tangannya.

" Maaf. Aku tidak ingin merusak persahabatanku dengan Nino. Dan aku juga tidak ingin Nino mengetahui perasaanku kepadanya!"

Marissa sangat kecewa atas jawaban Randy. Marissa terdiam terpaku saat itu juga.

" Itulah sebabnya, aku mau jadi mak comblang kalian berdua. Agar berkesan seolah tak ada apa-apa denganku!"

" Randy, aku turut bersedih."

" Yah, meskipun hatiku juga sakit karena dia perhatian sama kamu, Sa!" "Lalu, sekarang apa yang harus aku lakukan Ran? Aku tau Nino pasti kecewa. Dia pasti membencimu dan itu semua karena aku!"

" Aku minta tolong,Sa! Kamu bicara samaNino. Dan beri alasan yang lain kepadanya. Dan ingat, jangan bilang tentang perasaanku."

Marissa menganggukkan kepalanya dan akan memenuhi permintaan Randydan sambil berkata," Baik. Aku akan berusaha. Aku juga tak ingin merusak persahabatan kalian! Sekali lagi maafkan aku ya,Ran!"

" Yah! Semoga saja Nino bisa memaafkanku. Aku bahagia Sa, bisa dekat dengannya. Apalagi jika saat ini dia bisa memaafkanku dan kita bisa temenan seperti biasanya."

" Maaf, apa aku boleh menanyakan sesuatu?" Tanya Marissa.

" Mmm ... Boleh ... Apa?"

"Sampai kapan kamu akan seperti ini Ran?"

Randy juga bingung dengan keadaan dirinya yang seperti itu. Randy menjawabnya," Entahlah ! Semoga saja perasaanku ini bisa berubah. Aku juga ingin seperti pria-pria lain yang mengagumi perempuan, karena aku sangat tersiksa dengan keadaanku sekarang ini!"

Akhirnya Marissa mendatangi kediaman Nino dan menerima ajakan untuk berpacaran. Nino sangat bahagia dan ia langsung menemui Randy dan berterimakasih padanya. Berkat Randy juga ia dapat jadian dengan Marissa. Marissa belajar untuk mencintai Nino. Cinta itu tumbuh karena terbiasa sehingga pepatah jawa itu benar bahwa Witing “Tresna Jalaran Saka Kulina”. Beberapa tahun kemudian Randy mencoba menjalin hubungan dengan wanita. Tak ia sangka ternyata sifatnya yang dulu terhadap Nino dapat beralih kepada wanita tersebut. Selamanya mereka tetap bersahabat. Sampai akhir hayat mereka saat ajal menjemput, selamanya rahasia cinta Randy terhadap Nino terkubur bersama waktu.

Di baca ya?

Nah, bagi para pembaca tentunya kalian dapat mengambil hikmah dari cerpen yang sudah saya buat ini. Semoga dapat bermanfaat dan pesanku untuk kalian adalah jangan pernah sekali-kali di dalam hidup untuk tidak menghargai teman yang kalian punyai sekarang karena apabila tidak, kalian dapat menyesal hingga akhir hayat. Silakan bagi para pembaca dapat meninggalkan saran dan kritik kepada saya dan saya akan menerimanya dengan senang hati. Terima kasih. Da … daaa… Sampai berjumpa lagi.